Titiek Soeharto: Kuliner Mie Lethek Bisa Jadi Potensi Wisata
Anggota Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi SE atau Titiek Soeharto melakukan kunjungan kerja dengan mengunjungi pabrik mie tradisional khas Bantul, Mie Lethek Garuda, yang berada di Dusun Bendo, Srandakan, Bantul, Selasa (08/08/2017).
Didampingi Bupati Bantul, Suharsono, Titiek Soeharto tampak berkeliling melihat secara langsung proses produksi mie Lethek yang dilakukan masih secara tradisional.
Dalam kunjungan itu, Titiek Soeharto mengapresiasi upaya pemilik pabrik Yasir Feri yang masih mempertahankan pabrik mie tradisional khas Bantul yang berdiri sejak 1944 dan dikelola secara turun menurun itu.
Ia berharap meski diproduksi secara tradisional dengan memanfaatkan tenaga manusia dan hewan, pabrik mie lethek harus tetap menjaga produk agar tetap higienis.
Tak hanya itu, Titiek Soeharto juga menilai pabrik kuno mie lethek juga merupakan aset berharga yang bisa dikembangkan sebagai pendukung sektor pariwisata.
Pabrik tersebut dapat dikelola sebagaimana di luar negri, agar menjadi lokasi wisata yang mampu menarik wisatawan. Meskipun pemerintah harus terlebih dahulu membantu dalam membangun sarana prasarana menjadi lebih baik.
“Bagus sekali pabrik jaman dahulu masih dilestarikan. Ini bisa menjadi potensi wisata. Karena di luar negri banyak lokasi wisata yang sebenarnya tidak terlalu penting tapi bisa dikembangkan. Mengapa ini tidak? Apalagi ini sudah sangat jarang ditemui. Pemerintah harus ikut membenahi dan melestarikan,” katanya.
Sementara itu Bupati Bantul Suharsono sendiri mengakui perlunya upaya untuk memperbaiki sarana prasarana pabrik mie lethek agar bisa dikembangkan sebagai salah satu potensi wisata di Bantul. Ia menyebut mie lethek merupakan mie tradisional khas Bantul yang harus dilestarikan.
“Ya memang ciri khasnya seperti itu. Namanya saja mie lethek. Harus tetap dipertahankan. Walaupun memang secara kebersihan harus lebih diperhatikan,” ujarnya.
Pemilik pabrik mie lethek Garuda, Yasir Feri mengaku tetap mempertahankan proses produksi secara tradisional karena tidak memiliki cukup modal untuk membeli mesin modern. Ia mengaku pernah mengajukan bantuan ke pemerintah pusat namun pada akhirnya gagal dan tidak terealisasi.
“Karena seluruh proses masih diproduksi secara tradisional, maka produksi kita sangka terbatas. Kita tidak bisa memenuhi kebutuhan yang ada. Padahal permintaan mie lethek ini saat ini terus meningkat pesat. Apalagi sejak Presiden Amerika Obama ikut makan dan merasakan mie lethek ini,” katanya.
Sumber : CDN
Didampingi Bupati Bantul, Suharsono, Titiek Soeharto tampak berkeliling melihat secara langsung proses produksi mie Lethek yang dilakukan masih secara tradisional.
Dalam kunjungan itu, Titiek Soeharto mengapresiasi upaya pemilik pabrik Yasir Feri yang masih mempertahankan pabrik mie tradisional khas Bantul yang berdiri sejak 1944 dan dikelola secara turun menurun itu.
Ia berharap meski diproduksi secara tradisional dengan memanfaatkan tenaga manusia dan hewan, pabrik mie lethek harus tetap menjaga produk agar tetap higienis.
Tak hanya itu, Titiek Soeharto juga menilai pabrik kuno mie lethek juga merupakan aset berharga yang bisa dikembangkan sebagai pendukung sektor pariwisata.
Pabrik tersebut dapat dikelola sebagaimana di luar negri, agar menjadi lokasi wisata yang mampu menarik wisatawan. Meskipun pemerintah harus terlebih dahulu membantu dalam membangun sarana prasarana menjadi lebih baik.
“Bagus sekali pabrik jaman dahulu masih dilestarikan. Ini bisa menjadi potensi wisata. Karena di luar negri banyak lokasi wisata yang sebenarnya tidak terlalu penting tapi bisa dikembangkan. Mengapa ini tidak? Apalagi ini sudah sangat jarang ditemui. Pemerintah harus ikut membenahi dan melestarikan,” katanya.
Sementara itu Bupati Bantul Suharsono sendiri mengakui perlunya upaya untuk memperbaiki sarana prasarana pabrik mie lethek agar bisa dikembangkan sebagai salah satu potensi wisata di Bantul. Ia menyebut mie lethek merupakan mie tradisional khas Bantul yang harus dilestarikan.
“Ya memang ciri khasnya seperti itu. Namanya saja mie lethek. Harus tetap dipertahankan. Walaupun memang secara kebersihan harus lebih diperhatikan,” ujarnya.
Pemilik pabrik mie lethek Garuda, Yasir Feri mengaku tetap mempertahankan proses produksi secara tradisional karena tidak memiliki cukup modal untuk membeli mesin modern. Ia mengaku pernah mengajukan bantuan ke pemerintah pusat namun pada akhirnya gagal dan tidak terealisasi.
“Karena seluruh proses masih diproduksi secara tradisional, maka produksi kita sangka terbatas. Kita tidak bisa memenuhi kebutuhan yang ada. Padahal permintaan mie lethek ini saat ini terus meningkat pesat. Apalagi sejak Presiden Amerika Obama ikut makan dan merasakan mie lethek ini,” katanya.
Sumber : CDN
0 Response to " Titiek Soeharto: Kuliner Mie Lethek Bisa Jadi Potensi Wisata"
Posting Komentar
Kirim Komentar Anda:
Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel atau berita yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan kami dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.
Pembaca dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Kami akan menimbang setiap laporan yang masuk dan dapat memutuskan untuk tetap menayangkan atau menghapus komentar tersebut.