Inilah Kiat Pembuat Tahu Pematang Pasir agar Tetap Berproduksi
Pembuatan tahu dengan bahan baku kedelai masih terus diproduksi oleh Kholisoh (45) warga Desa Pematang Pasir Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan sebagai usaha rumahan meski masih menggunakan cara tradisional.
Kholisoh bersama Bersama Rusli (47) sang suami dan satu karyawan menjalankan usaha kecil yang ditekuninya ini sejak lima tahun terakhir. Usaha ini berproduksi setiap hari memenuhi permintaan konsumen langsung dan berbagai usaha kuliner yang memanfaatkan tahu sebagai bahan baku.
Banyaknya produsen tahu tahu tidak membuatnya takut tersaingi karena pangsa penjualan makanan tahu masih terbuka lebar. Saat ini menjamur usaha kuliner berupa warung pecel lele yang menyertakan tahu sebagai pelengkap lauk, warung makan, usaha gorengan serta konsumen masyarakat yang hendak melakukan acara dengan tahu sebagai kue pelengkap.
Penambahan jumlah penjual gorengan dan warung makan ikut membantu perputaran bisnis produksi tahu yang ditekuni tepat di dekat Jalan Lintas Timur Sumatera penghubung Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Selatan.
“Produksi tahu memang rumit karena harus melakukan pengolahan dengan mesin giling dan juga proses pencetakan namun dengan ketekunan maka usaha kecil sebagai sumber pendapatan keluarga dan mendukung sektor usaha lain tetap berjalan,” terang Kholisoh pembuat tahu di Desa Pematang Pasir Kecamatan Ketapang saat ditemui Cendana News dalam proses pencetakan tahu di rumahnya, Selasa (8/8/2017).
Sektor usaha warung makan dan gorengan sebagai kunci kelancaran perputaran tahu produksinya menurut Kholisoh karena dirinya memproduksi beberapa jenis tahu sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan masyarakat.
Tercatat sebanyak 70 kilogram bahan baku kedelai dibuat menjadi ribuan potong tahu dengan ukuran yang kecil dan besar untuk tahu kempong, tahu sayur dan tahu mentah.
Proses pembuatan tahu secara manual dengan menggunakan alat cetakan sederhana dimulai setiap hari sejak pukul 05.00 pagi dimulai dari proses penggilingan hingga pencetakan, penggorengan dan selesai hingga pukul 13.00 siang.
Waktu produksi ubu menyesuaikan dengan banyaknya jumlah bahan yang dibuat dengan rata rata pembuatan 50 kilogram hingga 70 kilogram menyesuaikan hari pasaran dan permintaan.
Saat hari pasaran di Pasar Sidoasih yang buka setiap hari Rabu, Jumat dan Minggu dirinya memproduksi lebih banyak dengan jumlah bisa mencapai 80 kilogram sekali produksi dan sebagian besar tahu sudah dipesan oleh penjual eceran, pedagang sayur keliling dan pembuat makanan tradisional tahu gejrot, rujak tahu serta pedagang gorengan.
“Selama usaha di sektor lain membutuhkan tahu maka perputaran modal saya juga akan tetap lancar karena bahan baku kedelai mengalami kenaikan dan penurunan apalagi kedelai yang kita gunakan jenis kedelai impor,” ungkap Kholisoh.
Menggunakan modal sendiri tanpa pengajuan pinjaman dari bank atau pihak swasta,Kholisoh menyebut dirinya menjual tahu dengan berbagai varian dari harga Rp1.000 untuk sebanyak 5 biji tahu kempong, harga Rp500 per biji untuk tahu sayur dan juga tahu mentah.
Harga bahan baku kedelai per satu kuintal yang kini mencapai Rp730 ribu dan terbilang turun dibanding harga sebelumnya mencapai Rp800 ribu ikut mendukung produksi tahu miliknya bertahan.
Harga stabil dan bahan baku yang stabil akan memberi pengaruh keberlangsungan pemilik industri rumahan seperti dirinya karena diakuinya biaya operasional untuk pembelian kayu bakar seharga Rp300 ribu untuk ukuran satu kendaraan L300 dan juga biaya produksi pembelian kunyit untuk pewarna tahu harus ditutupi dengan hasil penjualan.
Selain itu permintaan yang tinggi akan tahu juga ikut menyumbang keberlangsungan produksi rumahan tahu miliknya.
Pemilik usaha gorengan di sepanjang Jalan Lintas Timur Kecamatan Ketapang bernama Andi menyebut dirinya masih setia menggunakan tahu yang digunakan sebagai bahan pembuatan makanan tahu isi. Jenis tahu kempong yang diisi dengan tauge dan kol serta wortel diakuinya masih diminati masyarakat.
“Tahu buatan bu Kholisoh cukup enak rasanya sehingga banyak konsumen suka dan saya setiap hari menjual sekitar ratusan tahu isi bersama gorengan lain diantaranya bakwan dan tempe sehingga kita sama sama lancar dalam berusaha,” papar Andi.
Andi bahkan menyebut dalam acara atau kegiatan melibatkan orang banyak diantaranya pertemuan, arisan dirinya kerap mendapat pesanan ratusan gorengan salah satunya tahu isi sehingga pemesanan tahu kempong dari produsen seperti Kholisoh cukup banyak.
Saling tergantungnya sektor usaha produksi hingga pelaku usaha lain tersebut bahkan menjadi perpaduan sempurna berlangsungnya usaha kecil pembuatan tahu di Pematang Pasir yang masih tetap bertahan hingga kini.
Sumber : CDN
Kholisoh bersama Bersama Rusli (47) sang suami dan satu karyawan menjalankan usaha kecil yang ditekuninya ini sejak lima tahun terakhir. Usaha ini berproduksi setiap hari memenuhi permintaan konsumen langsung dan berbagai usaha kuliner yang memanfaatkan tahu sebagai bahan baku.
Banyaknya produsen tahu tahu tidak membuatnya takut tersaingi karena pangsa penjualan makanan tahu masih terbuka lebar. Saat ini menjamur usaha kuliner berupa warung pecel lele yang menyertakan tahu sebagai pelengkap lauk, warung makan, usaha gorengan serta konsumen masyarakat yang hendak melakukan acara dengan tahu sebagai kue pelengkap.
Penambahan jumlah penjual gorengan dan warung makan ikut membantu perputaran bisnis produksi tahu yang ditekuni tepat di dekat Jalan Lintas Timur Sumatera penghubung Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Selatan.
“Produksi tahu memang rumit karena harus melakukan pengolahan dengan mesin giling dan juga proses pencetakan namun dengan ketekunan maka usaha kecil sebagai sumber pendapatan keluarga dan mendukung sektor usaha lain tetap berjalan,” terang Kholisoh pembuat tahu di Desa Pematang Pasir Kecamatan Ketapang saat ditemui Cendana News dalam proses pencetakan tahu di rumahnya, Selasa (8/8/2017).
Sektor usaha warung makan dan gorengan sebagai kunci kelancaran perputaran tahu produksinya menurut Kholisoh karena dirinya memproduksi beberapa jenis tahu sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan masyarakat.
Tercatat sebanyak 70 kilogram bahan baku kedelai dibuat menjadi ribuan potong tahu dengan ukuran yang kecil dan besar untuk tahu kempong, tahu sayur dan tahu mentah.
Proses pembuatan tahu secara manual dengan menggunakan alat cetakan sederhana dimulai setiap hari sejak pukul 05.00 pagi dimulai dari proses penggilingan hingga pencetakan, penggorengan dan selesai hingga pukul 13.00 siang.
Waktu produksi ubu menyesuaikan dengan banyaknya jumlah bahan yang dibuat dengan rata rata pembuatan 50 kilogram hingga 70 kilogram menyesuaikan hari pasaran dan permintaan.
Saat hari pasaran di Pasar Sidoasih yang buka setiap hari Rabu, Jumat dan Minggu dirinya memproduksi lebih banyak dengan jumlah bisa mencapai 80 kilogram sekali produksi dan sebagian besar tahu sudah dipesan oleh penjual eceran, pedagang sayur keliling dan pembuat makanan tradisional tahu gejrot, rujak tahu serta pedagang gorengan.
“Selama usaha di sektor lain membutuhkan tahu maka perputaran modal saya juga akan tetap lancar karena bahan baku kedelai mengalami kenaikan dan penurunan apalagi kedelai yang kita gunakan jenis kedelai impor,” ungkap Kholisoh.
Menggunakan modal sendiri tanpa pengajuan pinjaman dari bank atau pihak swasta,Kholisoh menyebut dirinya menjual tahu dengan berbagai varian dari harga Rp1.000 untuk sebanyak 5 biji tahu kempong, harga Rp500 per biji untuk tahu sayur dan juga tahu mentah.
Harga bahan baku kedelai per satu kuintal yang kini mencapai Rp730 ribu dan terbilang turun dibanding harga sebelumnya mencapai Rp800 ribu ikut mendukung produksi tahu miliknya bertahan.
Harga stabil dan bahan baku yang stabil akan memberi pengaruh keberlangsungan pemilik industri rumahan seperti dirinya karena diakuinya biaya operasional untuk pembelian kayu bakar seharga Rp300 ribu untuk ukuran satu kendaraan L300 dan juga biaya produksi pembelian kunyit untuk pewarna tahu harus ditutupi dengan hasil penjualan.
Selain itu permintaan yang tinggi akan tahu juga ikut menyumbang keberlangsungan produksi rumahan tahu miliknya.
Pemilik usaha gorengan di sepanjang Jalan Lintas Timur Kecamatan Ketapang bernama Andi menyebut dirinya masih setia menggunakan tahu yang digunakan sebagai bahan pembuatan makanan tahu isi. Jenis tahu kempong yang diisi dengan tauge dan kol serta wortel diakuinya masih diminati masyarakat.
“Tahu buatan bu Kholisoh cukup enak rasanya sehingga banyak konsumen suka dan saya setiap hari menjual sekitar ratusan tahu isi bersama gorengan lain diantaranya bakwan dan tempe sehingga kita sama sama lancar dalam berusaha,” papar Andi.
Andi bahkan menyebut dalam acara atau kegiatan melibatkan orang banyak diantaranya pertemuan, arisan dirinya kerap mendapat pesanan ratusan gorengan salah satunya tahu isi sehingga pemesanan tahu kempong dari produsen seperti Kholisoh cukup banyak.
Saling tergantungnya sektor usaha produksi hingga pelaku usaha lain tersebut bahkan menjadi perpaduan sempurna berlangsungnya usaha kecil pembuatan tahu di Pematang Pasir yang masih tetap bertahan hingga kini.
Sumber : CDN
0 Response to " Inilah Kiat Pembuat Tahu Pematang Pasir agar Tetap Berproduksi"
Posting Komentar
Kirim Komentar Anda:
Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel atau berita yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan kami dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.
Pembaca dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Kami akan menimbang setiap laporan yang masuk dan dapat memutuskan untuk tetap menayangkan atau menghapus komentar tersebut.