Aviliani Sebut Pertanian Kunci Selesaikan Kemiskinan


Pengamat ekonomi, DR. Aviliani, SE., M.Si., menilai dunia pertanian menjadi kunci untuk mengatasi persoalan kemiskinan di Indonesia. Ia menegaskan, untuk bisa mengatasi persoalan kemiskinan, pemerintah harus terlebih dahulu menyelesaikan persoalan pertanian.

Hal itu disampaikan Aviliani dalam Diskusi Panel Ahli, Pokja Sistim Ekonomi Pancasila, ‘memperkuat sistem ekonomi Pancasila dalam kebijakan affiermative action mengatasi ketimpangan ekonomi sosial’, di Kampus UAD Yogyakarta, Jumat (25/8/2017).

Aviliani menngungkapkan, terdapat kurang lebih 43 juta petani Indonesia yang masuk dalam kategori masyarakat miskin dan rentan miskin. Menurutnya, hal itu harus diperbaiki sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Peningkatan kesejahteraan petani itu dinilai akan dapat menyumbang pengentasan sebanyak 43 juta penduduk miskin di Indonesia.

“Tapi, kan kalau kita lihat sekarang subsidi pupuk semakin kecil. Pendapatan pertani juga paling kecil. Ini harus diperbaiki dulu,” katanya.

Disampaikan Aviliani, salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu adalah dengan mengesinambungkan petani dengan perusahaan besar, dengan melibatkan perguruan tinggi. Ia juga mendorong pengelolaan tanah oleh masyarakat. Bukan membagi-bagi tanah, karena dinilai justru tidak produktif.

“Jangan sampai bagi tanah. Justru pengelolaan tanah diberikan pada masyarakat. Namun, mereka wajib berkolaborasi dengan pengusaha besar. Dengan begitu, pendapatan petani akan meningkat, dan berkontribusi mengatasi kemiskinan yang ada,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Aviliani juga mengkritisi pemanfaatan uang negara oleh pemerintah untuk menggenjot infrastruktur secara massif belakangan ini. Ia menyebut, pembangunan infrastruktur saat ini lebih banyak dinikmati oleh masyarakat kelas menengah. “Mestinya untuk yang kecil-kecil dulu. Menurut saya ini sebenarnya bisa dilakukan dengan memanfaatkan dana desa,” ujarnya.

CDN

0 Response to " Aviliani Sebut Pertanian Kunci Selesaikan Kemiskinan"

Posting Komentar

Kirim Komentar Anda:

Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel atau berita yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan kami dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Pembaca dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Kami akan menimbang setiap laporan yang masuk dan dapat memutuskan untuk tetap menayangkan atau menghapus komentar tersebut.